Rabu, 11 Juli 2007

PERNIK NUSANTARA DALAM PAMERAN SENI RUPA SE-INDONESIA

Pontianak, 11/7 (ANTARA) - Puluhan karya seni rupa dari sejumlah provinsi dipertunjukan dalam Pameran Seni Rupa se-Indonesia yang berlangsung di Museum Negeri Kalimantan Barat, 8 - 13 Juli 2007.

Karya seni yang dipajang dalam gedung Museum Negeri Kalbar itu, di antaranya lukisan berjudul "Meniti Garis Tradisional Kalbar" karya A Halim Rahman, "Pasar Terapung" karya Rizali Noor dari Kalimantan Selatan, "Jermal yang Masih Panjang" karya Mirza Adrianus (Sulawesi Selatan).

Seorang peserta dari Kalbar, Sugeng Hendratmo, 43, Rabu malam, menyatakan pada pameran tersebut ia menampilkan dua karya berjudul "Polling Para Badut" dan "Happy and Sad".

Ia menyatakan sejak dua tahun belakangan ia berkonsentrasi pada karya bertema kritik sosial. Dalam "Polling Para Badut", Sugeng mengritik cara para elit politik daerahnya dalam mengundang simpati masyarakat untuk persiapan menghadapi pemilihan kepala daerah November mendatang.

"Saya melihat ada kelucuan. Calon kepala daerah mengikuti 'polling'. Kalau ingin mendapat perhatian masyarakat, semestinya mereka menawarkan visi dan misi yang sejalan dengan keinginan masyarakat," katanya.

Karena itu pula, pada karya tersebut, Sugeng menampilkan simbol wajah para elit politik yang berlomba-lomba mengejar prosentase perolehan suara melalui polling yang disiarkan media massa.

Sementara melalui karya berjudul "Happy and Sad", Sugeng mencoba melukiskan bahwa saat ini hanya sedikit orang yang hidup senang dan lebih banyak orang yang merasakan kesusahan dalam hidupnya.

"Sehingga wajah orang senang yang ditampilkan dalam lukisan itu, tidak sebanyak wajah yang sedang bersedih," jelasnya.

Sugeng menampilkan dua karya dengan media cat minyak dan kanvas itu pada bingkai berukuran 70x70 cm.

Selain karya pelukis kelahiran Pontianak tersebut, terdapat karya pelukis dari Ambon, Nicolas Manuputty, berjudul "Celo dan Topeng", pelukis asal Jawa Timur, Agus Koecink berjudul "Karya Wi Bangga" dan "Pop AH", pelukis asal Kendari, A Muhamad Arsyad berjudul "Hikmah Sholat" dengan media kayu ukuran 40x55 cm, asal Tanjung Karang (Bandar Lampung), Thomenk, berjudul "Kunci".

Juga terdapat karya dari pelukis asal Papua, Luis Ambiri, dengan judul "Air Sungai", "Goa Pinggiran Lau", "Panorama", dan "Pesisir Pantai".

Dari Sulawesi Tenggara, berjudul "Sope-Sope" dan "Rumah Nelayan" dengan media kulit telur, karya Najamuddin, dan dari Bengkulu berjudul "Menanti 2", karya Kojoen dengan media campuran cat, kayu dan keran air.

Kemudian dari Nusa Tenggara Barat, menampilkan 10 wayang dari suku Sasak. Terdiri dari Samtanus, Tamtanus, Raja Nursiwan, Munigarim, Jayeng Rana, Umar Maya, Umar Madi, Selandir, Lurah, dan Gunungan.

Pelukis asal Kalbar yang juga ikut memamerkan karyanya, Eugene Yohanes Palaunsoeka, Joni Putra dengan karya berjudul "Menatap Cakrawala", Zul MS dengan karya berjudul "Black Orchid", Drs M Zain berupa seni pahat kayu khas Dayak, Syamsul Rizal berjudul "Berlayar".

Pameran seni rupa tersebut diadakan berkaitan dengan Temu Taman Budaya se-Indonesia yang berlangsung sejak 8-13 Juli di Pontianak.

Tidak ada komentar: